Mayumi Hashimoto adalah seorang gadis SMP di Akademi Privat Wanita Kozuka. Dia adalah Wakil Ketua Murid di kelas 2-B dan dipercayakan untuk memegang uang sebesar ¥ 100.000 sebagai hasil pendapatan uang kas kelas dan digabungkan dengan uang milik wali kelasnya Pak Katou sebesar ¥ 20.000 untuk membeli sebuah figura kelas yang harganya cukup mahal sesuai dengan jumlah uang kas. Mayumi dengan senang hati mengambil tanggung jawab tersebut untuk menyimpan uang kas tersebut agar tidak hilang. Pada saat itu, ada salah satu teman sekelasnya yang melihat dengan tatapan jahat yang ingin menjatuhkan Mayumi.
Setelah bel sekolah berbunyi tanda jam pelajaran terakhir. Semua siswa pun meninggalkan kelas. Tidak dengan Mayumi yang tampaknya sedang kepanikan. Dia mengeluarkan semua isi tasnya dan berusaha mengangguk-anggukan tasnya untuk memastikan apakah barang yang dicarinya tersebut ada. Tetapi ternyata tidak ada, Mayumi tidak tahu harus bagaimana. Kini uang sebesar ¥ 100.000 yang dipercayakan kepadanya telah hilang. Mayumi berkata dalam hatinya, “padahal sudah aku masukkan dengan benar ke dalam tasku, tetapi kenapa bisa hilang?” itu pikirnya. Yang dipikirkannya saat ini adalah “apa yang harus kulakukan?” dengan wajah yang cemas dan berkeringat. Disaat itulah terdengar ada suara yang familiar, “ada apa Mayumi?”, itulah yang dikatakan salah satu teman sekelas Mayumi yang bernama Kuroda Aya dengan bibirnya yang tersenyum dan matanya yang santai seakan menikmati penderitaan orang lain, bersama kedua orang temannya yang berdiri dibelakangnya.
Esok harinya, beberapa menit sebelum jam pertama dimulai, Mayumi baru saja memasang sebuah figura kelas yang berharga sebesar ¥ 100.000 diatas papan tulis. Teman-teman yang melihatinya merasa kagum mengingat figura itu cukup mahal harganya. Saat akan kembali duduk, Kuroda memanggil Mayumi dan mengajaknya ke halaman belakang sekolah. “benar-benar beruntung ya, tidak ada masalah dalam pembelian figura tersebut” Kata Kuroda dengan sombongnya. “Kau pasti tau kan kepada siapa kau harus berterima kasih?” tambahnya, “i-iya” jawab Mayumi dengan lirih. Kemudian ketiganya tertawa sinis. “Jadi, kau bawa uangnya?”, dengan segera Mayumi mengeluarkan amplop berisi uang dari sakunya. Secara cepat Kuroda pun langsung merebutnya dari tangan Mayumi. Lalu Mayumi berkata “dengan ini, aku sudah membayar uang yang kupinjam darimu, yak an?” “apa maksudmu? Uang yang telah kau pinjam hanyalah bunga” kata Kuroda, “t-tapi..” “kau punya sanggahan? Jika kau tidak kupinjami uang saat itu, apa yang akan terjadi?”, akhirnya Mayumi pun hanya bisa terdiam. Dia merasa sedih dan kini ia telah diperbudak oleh Kuroda.
Setelah itu Kuroda menyuruh Mayumi untuk membelikannya jus karena ia merasa haus. Saat ia sedang pergi ke kantin untuk membeli jus, Mayumi mendengar perbincangan antara 2 siswa lain yang sedang membicarakan tentang rumor situs neraka. Mereka bilang bahwa situs itu hanya bisa dibuka saat tengah malam tepat jam 12 malam. Situs itu bisa membalaskan dendam kita pada seseorang yang kita benci dengan menuliskan namanya pada kotak pembalasan. Kemudian jika gadis neraka telah menerimanya, maka ia akan mendatangimu dengan memberikanmu sebuah boneka jerami yang bentuknya seperti orang-orang sawah dengan terikatkan seutas tali merah dilehernya. Jika kamu telah menarik tali tersebut, maka orang yang kau dendami akan menghilang dan dibawa ke neraka oleh gadis neraka. Tetapi sebagai gantinya, orang yang mengirimkan orang yang didendaminya tersebut akan dibawa ke neraka juga. Ini sebagai pembayaran dari telah dibalaskannya dendam dari orang tersebut. Sehingga nanti saat mereka mati, jiwa mereka tidak dapat mencapai surga, dan selamanya akan tenggelam di neraka. Hal ini menarik perhatian Mayumi. Sesampainya ia memberikan jus tersebut kepada Kuroda dan 2 orang temannya, mereka malah membuangnya. Mayumi pun merasa sedih.
Malamnya, Mayumi mencoba untuk membuka situs tersebut. Tetapi ia telah berulangkali mencoba membukanya, tetap saja gagal. Saat itulah, begitu ia melihat jarum detik mencapai angka jam 12 malam, kemudia ia mencoba mengklik lagi situs tersebut, dan akhirnya situs tersebut muncul setelah ada semacam api dilayar monitornya. Situs tersebut berlatarbelakangkan background hitam, ditengahnya terdapat sebuah kotak kosong tempat menuliskan nama, dan diatas kotak tersebut ada tulisan “kami akan membalaskan dendammu disini” bersama dibawah kotak tersebut terdapat tombol “kirim”. Lantas, Mayumi mencoba mengetikkan nama “Kuroda Aya” didalam kotak tersebut. Saat dia mencoba menggerakkan mouse-nya kea rah tombol kirim, dia sempat ragu-ragu, karena dalam rumor disebutkan bahwa si pengirimnya juga akan dibawa saat mereka mati. Disaat keraguan tersebut, tiba-tiba terdengar suara handphone-nya bordering tanda pesan masuk. Mayumi pun terkejut, saat ia buka, ternyata Kuroda yang mengirimnya. Saat ia membuka hordeng jendelanya, dibawah sana Kuroda telah menunggu dengan pakaian yang bergaya.
Esok paginya, dikelas Mayumi merasa tertekan karena ia banyak dibicarakan teman-teman sekelasnya. Mereka membicarakan tentang seseorang yang melihat Mayumi di pusat kota saat tengah malam. Tak lama kemudian seorang teman Mayumi pun memanggilnya, ia disuruh memanggil Mayumi untuk segera ke ruang guru. Sesampainya, Mayumi ditanya oleh wali kelasnya, pak Katou tentang adanya rumor yang mengatakan bahwa Mayumi pergi ke pusat kota saat tengah malam yang tentu saja berbahaya bagi siswa sekolah menengah terutama siswa putri. Tetapi dengan baiknya pak Katou tidak percaya kepada rumor tersebut karena ia percaya bahwa Mayumi adalah anak yang baik dan bukanlah siswa yang nakal seperti itu. Saat ia keluar dari ruang guru, ia dicegat oleh Kuroda dan kawan-kawannya. Seperti biasa ia menginginkan sesuatu dari Mayumi.
Malamnya, Mayumi pulang dengan keadaan yang depresi dan penuh kesedihan. Melihat hal tersebut, Ibu Mayumi merasa khawatir dan mencoba menanyakan apa yang terjadi. Tetapi Mayumi tidak mau menjawabnya dan langsung masuk ke kamarnya. Pada akhirnya pun, Mayumi mencoba lagi membuka situs neraka tersebut. Kali ini ia cukup serius untuk membalaskan dendamnya karena ia telah banyak merasa disakiti oleh Kuroda dan kawan-kawannya. Begitu ia telah menuliskan nama Kuroda Aya dan akan menekan tombol kirim tersebut, dengan sedikit gemetaran ia akhirnya mengirimkan dendamnya. Tak lama kemudian, handphone-nya pun bordering tanda pesan masuk. Begitu dibuka, alangkah terkejutnya Mayumi melihat pesan yang berlatarkan merah dan bertuliskan “aku telah menerima dendamu, gadis neraka” sehingga ia tidak sengaja menjatuhkan handphone-nya itu.
Esoknya di sekolah saat Mayumi sedang berjalan dik koridor sekolah dengan matanya yang bengkak sebelah, sahabatnya menanyakan “Mayumi, ada apa dengan matamu?”, Mayumi pun langsung berlari. Larinya pun terhenti ketika ia dicegat lagi oleh Kuroda dan teman-temannya. “Malam ini jangan lupa jam 8 di pusat perbelanjaan”, setelah itu Kuroda dan teman-temannya pun pergi dengan tertawa yang mengejek. Disanalah Mayumi menangis, dalam hatinya “sejak itu, tidak ada yang terjadi… Situs neraka itu memang hanya sebuah rumor”. Malamnya, sesuai dengan janjinya Mayumi pun datang ke pasar malam. Tetapi karena Mayumi tidak membawa uang, akhirnya ia disuruh Kuroda untuk mencoba menarik perhatian salah satu lelaki tua yang mempunyai banyak uang dan membelikannya makanan. Lantas, Mayumi pun didorong dan menabrak salah seorang pekerja yang berusia sekitar 20-an. Saat pemuda tersebut memegang bahu Mayumi dan mencoba mengajaknya pergi, Mayumi pun tidak tahan dan melarikan diri. Mayumi menangis tersedu-sedu. Tak lama kemudian, Kuroda dan teman-temannya datang, “kenapa kau melarikan diri?”. Kemudian Kuroda menunjukkan handphone-nya dengan foto Mayumi bersama pemuda tadi. “Lain kali kau tidak membawa uang, akan ku sebarkan foto ini” kemudia Kuroda dan teman-temannya pun pergi dengan tertawa terbahak-bahak.
Dengan keadaan diri yang hampa, Mayumi pergi kea tap gedung dan membuka sepatunya. Disana ia berniat untuk bunuh diri dengan terjun bebas dari atap gedung yang tinggi. Begitu ia melangkahkan kakinya, disaat ia melayang tiba-tiba ada seorang gadis berambut hitam yang lurus dan panjang, bermata merah bulat dan mengenakan seragam pelaut serba hitam dengan dasi merah yang ikut melayang bersamanya. Gadis itu memegang tangan Mayumi dan membawanya ke sebuah tempat yang entah berada dimana. Di tempat yang berlangitkan merah dan matahari yang berwarna kuning cerah terlihat seperti matahari terbenam, ada sebuah pohon besar ditengah padang rumput yang luas. Gadis itu berdiri dihadapan Mayumi dan mulai memperkenalkan dirinya.
“Namaku Enma Ai” kata gadis itu dengan suara yang lembut dan pelan. Dengan ekspresi yang datar, ia melanjutkan perkenalannya
“Aku adalah gadis neraka, kau bukan yang memanggilku?”, Mayumi hanya mengangguk karena ia tidak tau apa yang terjadi.
“Ambil ini”, gadis itu memberikan sebuah boneka jerami dengan seutas tali berwarna merah dilehernya pada Mayumi.
“Jika kau benar-benar ingin membalaskan dendammu, tariklah tali yang berwarna merah tersebut” saat Mayumi akan menariknya, ia tertahankan oleh perkataan Enma.
“Tetapi, jika sebuah dendam telah terbalaskan, kau telah membuat perjanjian kepadaku dan harus membayarnya dengan nyawamu”
“N-Nyawaku?”, “ya, saat seseorang dikutuk maka akan muncul dua lubang. Saat kau mati, maka jiwamu akan jatuh ke dalam neraka dan tidak akan bisa mencapai surga. Jiwamu akan tenggelam kesakitan dan penderitaan. Kekal abadi berada disana”
Saat itu pun Mayumi melihat sedikit kilasan tentang neraka yang membuatnya ketakutan. Saat ia membuka matanya, ia telah berada di atap gedung itu dan tidak ada yang terjadi padanya. Kemudian ia melihat sebuah boneka jerami di genggaman tangannya. “Ternyata itu bukan mimpi” pikirnya. Keesokan harinya saat ia disekolah. Ia masih tertekan atas apa yang dialaminya. Saat Kuroda memanggilnya, Mayumi malah pergi. Hal ini mendukung Kuroda untuk menyebarkan foto tersebut. Saat Mayumi keluar dari toilet, ia dipanggil oleh pak Katou. Disana pak Katou menunjukkan sebuah e-mail yang berisikan foto Mayumi dengan pemuda semalam. Lantas saja pak Katou menegur Mayumi habis-habisan Ia bahkan menyuruh agar orangtua Mayumi datang ke sekolah. Mayumi pun menangis dan ketika ia keluar ruang guru, ia melihat Kuroda tersenyum sombong dengan dua temannya. Mayumi pun menatapinya dengan mata yang penuh amarah dan kebencian.
Akhirnya Mayumi pun pergi ke atap gedung sekolah. Disana ia telah menguatkan keputusannya untuk membalaskan dendamnya. Tanpa penuh keraguan lagi, Mayumi pun menarik tali merah itu di leher boneka jerami itu. Kemudian boneka itu terbang menghilang dan mengeluarkan suara “dendammu telah kami balaskan”. Saat itulah, gadis neraka pun telah mengenakan yukatanya berwarna hitam dengan corak bunga berwarna-warni yang berjatuhan untuk melaksanakan tugasnya sebagai pengantar orang-orang yang akan dibawa ke neraka menuju gerbang neraka. Dengan kereta tradisional jepang yang beroda sebuah kepala manusia yang berapi-api, ia pergi dari dunia senja menuju dunia manusia untuk menjemput korbannya.
Hal yang aneh pun dialami oleh Kuroda. Disaat ia sedang menunggu Mayumi di depan sekolah, ia melihat Mayumi yang tiba-tiba masuk kedalam gedung sekolah. Saat ia mencoba mengikutinya, ia melihat keadaan kelas yang belajar seperti siang hari padahal ini sudah malam. Saat itu juga, semua orang di kelas berpaling dengan muka yang rata tanpa wajah. Lantas, Kuroda pun berteriak dan berlari. Saat ia melihat lagi Mayumi dan mencoba mengejarnya, Mayumi semakin menjauh dan ia pun kelelahan. Lalu ia mencoba membukan sebuah pintu, disana ia melihat halaman sekolah di siang hari dan para siswa yang sedang berolahraga. Saat ada bola yang mendekatinya, ia mencoba mengambilnya dan ternyata bola itu berubah menjadi tengkorak. Kemudian dia bertemu seorang guru, dan guru itu menunjukkan 2 orang temannya yang telah tertarik kedalam sebuah dinding. Kemudian aya berlari lagi, hingga akhirnya ia melihat beberapa hari ke belakang dimana ia melihat dirinya yang mencuri uang yang disimpan Mayumi di tasnya.
Setelah semua itu, gadis neraka pun muncul di belakangnya dengan berkata “Hei, bayangan yang menyedihkan yang tersesat dalam kegelapan, selalu menyakiti dan memandang rendah orang lain, jiwa yang tenggelam dalam dosa, apa kamu mau coba mati?”. Kemudian gadis neraka pun membawa Kuroda ke sebuah danau yang airnya hitam dan terdapat banyak lampion kertas. Langit disana gelap dan mendung, Kuroda tersadar bahwa dirinya berada diatas sebuah perahu tua dan digayuh oleh gadis neraka itu menuju gerbang neraka. “Kau akan pergi bersamaku menuju neraka dan selamanya berada disana”
Kini Mayumi telah kembali ke dirinya seperti sebelumnya. Sahabatnya memanggilnya, “hei Mayumi, pak Katou memanggilmu di ruang guru, dia ingin kau membantunya untuk mempersiapkan hari olahraga”, “baiklah” sahut Mayumi, “kau tampak lebih ceria hari ini, sebelumnya kulihat kau mempunyai mata yang sebesar ini” kata sahabatnya yang melototkan matanya, Mayumi pun tertawa dan kemudian iya menuju ruang guru. Saat ia melihat cermin, ia membuka dasinya dan melihat sebuah tanda seperti tetesan air berwarna hitam yang menjadi tanda perjanjiannya dengan gadis neraka bahwa suatu hari nanti jiwanya akan dibawa ke neraka saat ia meninggal.
Jigoku Shoujo
>> Kerangka Karangan <<
No comments:
Post a Comment